Minggu, 31 Agustus 2014

Peraga Pendidikan

        (MIN JUMBA) : Alat peraga pendidikan adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Beberapa  tujuan dan manfaat alat peraga diantaranya adalah sebagai berikut:
1.   Alat peraga pendidikan  bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa,
2.   Alat peraga pendidikan  memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu,
3.   Alat peraga pendidikan memiliki manfaat agar belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas,
4.   Alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.
Permasalahannya, terkadang dalam setiap pembelajaran alat peraga yang diperlukan tidak tersedia, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan menggunakan metode yang monoton. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu sekali adanya kreativitas dari guru untuk membuat sendiri alat peraga – alat peraga yang sesuai dengan isi dan materi pembelajaran. Barang-barang bekas yang melimpah di lingkungan sekitar sekolah atau rumah, dengan upaya kreatif dari guru ataupun melibatkan siswa, maka dapat dijadikan media atau alat peraga pembelajaran yang menarik.
 






Jumat, 29 Agustus 2014

Pengembangan Psikomotorik

             (MIN JUMBA) : Aspek  psikomotor  sangat berperan dalam  pembelajaran. Banyak kecerdasan seseorang berkembang sejalan dengan atau terbantu oleh perkembangan alat motorik tersebut.  Kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah peningkatan kemampuan anak.
Tumbuh kembang potensi psikomotorik anak memerlukan stimulasi stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Potensi psikomotorik siswa tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan seperti bermain di arena out bond, belajar kelompok, mengikuti instruksi, meniru gerakan, menulis dan menggambar, olah raga, barus berbaris dan sebagainya.
            Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
         

                                        
 

Sabtu, 23 Agustus 2014

Bermain Peran


(MIN JUMBA) : Bermain merupakan bagian terbesar dalam kehidupan anak-anak untuk dapat belajar mengenal dan mengembangkan keterampilan sosial dan fisik, mengatasi situasi dalam kondisi sedang terjadi konflik. Secara umum bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan dan dalam suasana riang gembira. Dengan bermain berkelompok anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat membantu pembentukkan konsep diri yang positif, pengelolaan emosi yang baik, memiliki rasa empati yang tinggi, memiliki kendali diri yang bagus, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Pengertian bermain peran adalah salah satu bentuk pembelajaran, dimana peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-peran tertentu. Bermain pada anak merupakan salah satu sarana untuk belajar Bermain peran (role playing) merupakan sebuah permainan di mana para pemain memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Para pemain memilih aksi tokoh-tokoh mereka berdasarkan karakteristik tokoh tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari sistem peraturan permainan yang telah ditetapkan dan ditentukan, asalkan tetap mengikuti peraturan yang ditetapkan, para pemain bisa berimprovisasi membentuk arah dan hasil akhir permaian.  
Bermain peran diyakini sebagai sarana perkembangan potensi juga dapat dijadikan sebagai media terapi. Terapi bermain peran khususnya merupakan pendekatan yang sesuai untuk melakukan konseling dengan anak karena bermain adalah hal yang alami bagi anak. Melalui manipulasi mainan, atau kata-kata, anak dapat menunjukkan bagaimana perasaan mengenai dirinya, orang-orang yang penting serta peristiwa dalam hidupnya secara lebih memadai daripada melalui kata-kata.
Bermain peran  adalah memainkan suatu peran (tokoh) atau  adegan. Pada  suatu  pementasan Drama  dapat  diamati  bahwa  suatu  adegan  dapat  ditampilkan  dengan 2 cara, yaitu dengan kata-kata  dan  dengan  disertai  gaya/gerakan. Oleh  karena  itu,  dalam  bermain  peran  yang menjadi pokok perhatian adalah tentang kejelasan pelafalan kata, intonasi  (tinggi rendah)  nada suara serta keserasian gerakan.

Gambar  berikut  adalah  siswa  kelas IV MIN Jumba Amuntai Selatan sedang memperagakan suatu  naskah  drama  tentang  kebersamaan, sesuai  dengan  RPPH  Pembelajaran  ke-4 Tema Indahnya Kebersamaan, Subtema Kebersamaan dalam keberagaman.
     






Jumat, 22 Agustus 2014

Membuat Peta Konsep


    (MIN JUMBA) : Peta  Konsep  adalah   kerangka   pikiran   yang   akan   dikembangkan. 
       Dengan  kata lain, peta konsep dalam materi pembelajaran merupakan bagian-bagian yang 
       perlu dibahas dan digali  melalui  berbagai  metode dan  teknik. Pada Pembelajaran Tema 1 
       Subtema 2 Pembelajaran 3 siswa diberikan bimbingan membuat peta konsep tentang indera  
       pendengar (telinga).

       Seperti tampak pada gambar berikut :  Siswa kelas IV MIN Jumba Amuntai Selatan berlatih
       membuat  peta  konsep tentang indera pendengar. Konsep yang harus mereka kembangkan
       adalah  tentang bagian-bagian  telinga, fungsi telinga, cara kerja indera pendengar dan cara
       merawat telinga.





Kunjungan ke Pabrik Tahu


          Sabtu, 16 Agustus 2014,  siswa  kelas  IV MIN  Jumba berjumlah 14 orang  diajak  mengunjungi pabrik
atau  industri pembuatan tahu yang  berada  tidak jauh dari  lingkungan sekolah. Rombongan dipimpin
oleh Ibu Isnaniah, S.Pd.I. Tujuan  dari  kunjungan  adalah  untuk: 1)  memberikan  bekal  pengetahuan
tentang  usaha  atau  industri  yang  ada  di masyarakat,  2)  melatih  siswa   untuk  berkomunikasi  dan
melakukan  wawancara  dengan  para  pekerja  tentang  proses pembuatan tahu, 3) mendukung  proses
pembelajaran tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran ke-2.